Shalat Adalah Kunci Kebahagiaan




PENDALAMAN TERAPI SHALAT BAHAGIA
Oleh : Prof. Dr. Moh. Ali Aziz, M.Ag.
Guru Besar UIN Sunan Ampel Surabaya dan Founder
“Pendalaman Terapi Shalat Bahagia”







Pada hari Sabtu, 23 November 2019 tepatnya pada pukul 06.30 mahasiswa KPI A2 mengikuti seminar Pendalaman Terapi Shalat Bahagia (PTSB) yang diadakan oleh Dosen mata kuliah Studi Al-Qur’an Prof. Dr. Moh. Ali Aziz, M.Ag. Tidak hanya mahasiswa KPI saja, tetapi juga diikuti oleh mahasiswa Bimbinagn Konseling Islam, Ilmu Komunikasi, Manajemen Dakwah dan mahasiswa pascasarjana (S2). Seminar ini bukan seperti seminar biasanya, seminar ini sekaligus sebagai kuliah wada’ (penutupan) mata kulaih Studi Al-Qur’an. Bertempat di Kun Yaquta Convention Center, jl. Siwalankerto tengah 66 Surabaya 60236 Indonesia.
Prof. Dr. Moh. Ali Azi, M.Ag lahir di Lamongan, 9 Juni 1957. Beliau memulai pendidikannya di madrasah ibtidaiyah di desa Suko, kecamatan Bangah, kabupaten Lamongan. Setelah lima tahun belajar di Pondok Pesantren Ihyaul Ulum Gresik, beliau kuliah di IAIN yang sekarang berubah menjadi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel dan beliau lulus sebagai sarjana termuda dan tercepat. Kesungguhan serta ketulusannya dalam mengajar selama 35 tahun dan pengalamannya menjadi dekan falkutas dakwah, pada tahun 2004 beliau dikukuhkan sebagai guru besar dalam Ilmu Dakwah dan mengajar program pascasarjana di Uin Sunan Ampel Surabaya. beliau tiga tahun berturut-turut menjadi imam teraweh di Hongkong, Macau, Taiwan, Malaysia, Jepang, Iran, Mauritius, Afrika, Inggris, Belanda, Bangladesh dan Nepal, USA dan Kanada, Swiss, Belgia, Jerman, Spanyol. Founder and Trainer Terapi Shalat Bahagia dan memiliki karya buku yang sudah terjual ribuan.
Mengapa harus PTSB? Sebelum kita mengikuti training PTSB ini, hendaknya harus membaca buku 60 Menit Treapi Shalat Bahagia agar kita bisa memahami makna dari kalimat kunci : SUBHAN TURUT HADIR di MASJID untuk AKSI SOSIAL dan diharapkan mendapatkan kedahsyatan pengaruh sholat bagi kehidupan. PTSB ini memberikan bimbingan dan praktek shalat agar kita memahami serta mengingat lebih kuat akan kebesaran Allah SWT, selalu percaya diri, dan optimis akan penyelesaian semua masalah menuju kehidupan yang bahagia. Wajah yang bahagia merupakan cermin syukur kepada Allah SWT, karena pribadi bahagialah yang bisa produktif, kreatif dan membahagiakan orang lain secara maksimal.
Pentingkah PTSB? Tujuan founder mengadakan PTSB ini ialah agar kita manusia bisa merubah mindset untuk selalu ikhlas dan ridho atas keputusan Allah SWT, lebih percaya diri, optimis, tenang di tengah keluarga, dan kesembuhan dari beberapa penyakit setelah mengikuti PTSB. Hal ini, bukan karena founder dan bukunya yang hebat, tapi semata-mata karena penghayatan kita saat shalat yang luar biasa. Tujuan utama sholat adalah kokohnya mindset T2Q (tawakal, tumakninah dan qona’ah), sedangkan kesembuhan reizki dan sebagainya hanyalah bonus semata, sekalipun semua itu sangat kita butuhkan.
Shalat merupakan ibadah yang sangat dicintai Allah, dialah amal yang merupakan salah satu dari rukun Islam. Ciri utama seorang mukmin sejati adalah menegakkan shalat wajib yang lima waktu dan ibadah tersebut dilakukan dengan keimanan karena mengharap ridha-Nya. Dan amalan mulia ini agar diterima di sisi Allah maka harus meneladani dan mencontoh bagaimana petunjuk Allah dan Rasul-Nya dalam melakukannya baik itu gerakan maupun bacaannya. Allah SWT tidak akan memberikan ujian kepada diumatnya diluar batas kemampuannya, Allah menguji kita agar kita selalu mengingatnya dengan sholat memohon ampun dan bantuan kepada-Nya. Ketika kita merasa “aduh, banyak sekali masalah dalam hidup saya.” “aduh, kapan saya bisa sembuh dari penyakit ini.” percayalah bahwa tidak ada suatu masalah atau penyakit yang tidak bisa diselesaikan oleh Allah SWT, hanya dengan kita menunaikan perintah-Nya, salah satunya dengan sholat. Jangan pernah bermimpi untuk memiliki hidup tanpa masaah dan cobaan, sebab kita berada di dunia bukan di surga. Cobaan itu untuk menguji seorang hamba seberapa sering mereka meminta bantuan dan doa kepada Allah dan kesabaran mereka dalam menghadapi masalah tersebut.
“Barangsiapa tidak senang dengan keputusan dan takdir-Ku, maka hendaknya ia segera mencari tuhan selain aku.” (HQR. At Thabrany). Maksud dari hadist ini ialah kita sebagai manusia harus menjadi seorang hamba yang menerima takdir Allah dengan lapang dada serta sabar menghadapi cobaan hidup tanpa adanya keluhan. Allah SWT tidak suka dengan hamba yang terus menerus mengeluh dari masalahnya tanpa mencari jalan keluar yang terbaik. Bentuk kita tidak menerima takdir Allah SWT adalah dengan banyaknya mengeluh. Jika kita mempunyai masalah atau kita tidak terima dengan kehendak Allah, hendaknya kita mencari jalan keluar dan menerimanya dengan lapang dada. Karena belem tentu apa yang kamu rencanakan baik bagimu itu baik di mata Allah SWT. Prof. Ali Aziz mengatakan bahwa Berani hidup berani juga untuk menghadapi masalah. Tidak berani, mati saja, singkat, padat dan jelas.
Masalah hidup itu realitanya berat, tetapi jika kita memiliki mindset bahwa yakin kita dapat menyelesaikan masalah tersebut akan sangat mudah dilalui. Karena dikabulkannya doa oleh Allah SWT tergantung dari Prasangka hambanya. Jadi jika kita merasa doa kita tidak terkabul itu bukan salah Allah, itu salah kita yang tidak khusu’ dan yakin saat berdoa kepada Allah. Pemikiran sorang hamba sama halnya seperti perkataan yang tidak diucapkan dan perkataan itu sama dengan seperti do’a. Berdo’alah di dalam atau di luar sholat. Namun yang sangat dianjurkan berdo’alah ketika kamu melakukan atau melaksanakan sholat, seperti dalam gerakan rukuk dan sujud. Ada yang mengatakan paling dekat nya hamba dengan Allah ketika ia sujud maka minta lah apa yang kamu inginkan atau butuhkan. Kita tidak akan bisa mengetahui kapan terkabulnya do’a, karena terkabulnya do’a ialah salah satu scenario Allah yang dirahasiakan pada umatnya.
  Gerakan PTSB juga mengajarkan kita bagaimana memahami fungsi dari setiap gerakan yang ada dalam sholat dan apa yang harus kita lakukan dalam setiap gerakan sholat tersebut, antara lain:
1.   Takbiratul Ikhram (berdiri) memiliki kata kunci SUBHAN (Syukur, Bimbingan, Ketahanan Iman). Pada posisi ini, perokaat membaca iftitah, surat Al-Fatihah dan surat pendek Al-Qur’an. Setelah itu membaca doa dan renungan didalam hati, perokaat mengucapkan syukur atas segala rahmat yang telah diberikan Allah SWT kepadanya dan memohon untuk selalu diberikan iman yang kuat serta dibimbing kejalan yang benar.
2.   Rukuk yang memiliki kata kunci yaitu TURUT (Tunduk, Menurut). Pada posisi ini, perokaat diberikan mindset agar siap untuk mati, dalam hal ini agar kita selalu mengingat Allah dan menjadi hamba yang taat dan tawadhu’ karena segala sesuatu didunia ini hanyalah milik Allah maka simpanlah sombongmu.
3.   I’tidal memiliki kata kunci yaitu HADIR (Hak pujian; Takdir). Pada posisi ini diartikan bahwa hanya Allah yang mempunyai ha katas pujian dan menetapkan takdir setip makhluk hidup. Perokaat membaca renungan dengan memuji segalanya hanya kepada Allah SWT dan menerima takdir yang telah ditetapkan-Nya.
4.   Sujud memiliki kata kunci yaitu MASJID (Maaf, Sinar, jiwa dan raga). Sujud merupakan Gerakan sholat yang dianjurkan untuk memperbanyak doa dan sujud juga salah satu cara komunikasi kita kepada Allah. Dalm renungan para perokaat memohon ampun kepada Allah atas segala dosa yang telah diperbuat dan menyerahkan segala hidup dan mati hanya kepada Allah SWT.
5.   Duduk Antara Dua Sujud memiliki kata kunci yaitu AKSI (Ampunan, Kasih, Sejahtera, Iman). Dalam posisi ini, perokaat merenungkan segala dosa serta memohon ampun, memohon untuk selalu diberikan sejahtera dalam kehidupan dan diberikan iman yang kuat agar selalu dekat dengan Allah SWT.
6.   Tasyahud memiliki kata kunci yaitu SOSIAL (Sholawat, Persaksian, Tawakal). Pada posisi ini menunjukkan akan kesaksian kita bahwa tiada tuhan selain Allah dan utusan Allah yang mulia yakni Nabi Muhammad SAW, serta bersholawat untuk Nabi SAW dan selalu bertawakal menyerahkan hidup mati kepada-Nya.


Setelah membaca dan memahami materi dari buku panduan PTSB serta materi penjelasan dari Prof. Ali Aziz, kita disuruh untuk menghadap ke kiblat dan membaca kata kunci dan renungan/doa didalam hati serta dihafalkan. Selanjutnya, kita disuruh berdiri untuk mempratekkan sholat dan renungan doanya. Dalam gerakan PTSB ini ada 3 gerakan yang membuat saya kagum dan menangis dianntaranya; Pada posisi berdiri (Takbiratul Ikhram), saya menangis karena mengingat bahwa saya sebagai manusia kurang bersyukur atas rahmat yang telah Allah SWT berikan kepada saya. Kita sebagai manusia merasa kurang cukup dengan segala hal yang telah Allah SWT berikan kepada kita, bahkan disekeliling kita masih banyak orang yang kurang mampu dalam ekonomi, fisik dan lainnya, kita yang diberikan fisik yang sehat untuk menunaikan sholat masih saja malas untuk mengerjakannya. Sedangkan diluar sana banyak orang yang kurang fisiknya tapi selalu rajin dan tepat waktu dalam mengerjakan sholat. Posisi rukuk, pada posisi ini kita diberikan mindset untuk siap mati, maksut dari sipamati yaitu; kita bertasbih dan menyerahkan segala hidup-mati, sehat-sakit, kaya-miskin dan segala persoalan kita kepada-Nya serta memohon ampun atas segala dosa yang telah kita perbuat. Selain mindset, dalam posisi rukuk ini kita diberikan contoh posisi rukuk yang benar, saya merasakan otot-otot dikaki saya seperti ditarik. Selanjutnya posisi I’tidal, pada posisi ini kita mengucapkan dalam hati beribu-ribu pujian kepada Allah SWT dan menerima takdir Allah kepada kita dengan hati yang ikhlas dan ridho. Posisi sujud, pada posisi ini saya menangis karena mengingat segala dosa yang telah kita perbuat serta memohon ampun kepada Allah dan menyerahkan segala mati dan hidup kita kepada-Nya. Allah tidak pernah meninggalkan kita dalam keaadan susah maupun senang, mungkin teman atau kerebat dekat kita bisa meninggalkan kita saat keadaan susah, tapi Allah selalu bersama kita dan mendengarkan keluh kesah kita. Gerakan PTSB ini bukan untuk berjama’ah tetapi hanya untuk sholat sendiri. 
PTSB ini menyadarkan saya bahwa sholat sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Sholat bukan hanya sekedar perintah yang harus ditaati oleh seorang hamba, bagi saya sholat merupakan komunikasi kita kepada sang pencipta untuk selalu bersyukur dan memohon ampun atas dosa-dosa kita. Setelah mengikuti PTSB ini merubah mindset saya dalam sholat, dan mulai menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari walaupun belum terbiasa dengan renungan atau doa dalam sholat yang merenungkan semua permasalahan hidup.
 Hidup bahagia ialah idaman semua manusia. Manusia ingin memiliki hidup yang damai, bahagia dan tenang. Jika, kita menginginkan hidup yang bahagia maka ketika telah mendengarkan panggilan adzan hendaknya kita bersiap diri untuk menunaikan sholat. Karena sholat merupakan cerminana perilaku baik dan buruknya kita. Jika kita ingin merubah suatu keburukan hendaknya dari cara kita beribadah kepada sang pencipta. Dengan cara shalat tepat waktu serta khusyu’ dalam memahami bacaan yang terkandung dalam shalat. Karena sholat merupakan kunci dari segala hal, mulai dari kehidupan di dunia hingga di akhirat nanti.


Surabaya, 29 November 2019

Sheila Machmuda




Komentar

  1. Nice kakak, alhamdulillah dapat ilmu baru semoga bermanfaat bagi semua

    BalasHapus
  2. Barakallah sangat bermanfaat isinya dan terus berkarya

    BalasHapus
  3. Masya allah sangat bermanfaat sekali semangat terus sheila machmuda

    BalasHapus
  4. Sangat bermanfaat terimakasihh

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer