Dakwah Multikultural dan Komunikasi Lintas Budaya : Definisi dan Ruang Lingkup
Dakwah Multikultural dan Komunikasi Lintas Budaya : Definisi dan Ruang Lingkup
Disusun Oleh :
Sheila Machmuda (B01219051)
Komunikasi dan Penyiaran Islam
Fakultas Dakwah dan Komunikasi
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel
Surabaya
2021
PEMBAHASAN
A. Definisi Dakwah Multikultural dan Komunikasi Lintas
Budaya
Dari segi bahasa, dakwah berasal dari
bahasa Arab bentuk mashdar dari kata kerja da’a, yad’u, da’watan, yang
artinya memanggil, mengundang, mengajak, menyeru, mendorong ataupun memohon. Istilah
dakwah dalam Al-Qur’an diungkapkan dalam bentuk fi’il maupun mashdar
sebanyak lebih dari seratus kata. Al-Qur’an menggunakan kata dakwah untuk
mengajak kepada kebaikan yang disertai dengan risiko masing-masing pilihan. Dakwah
adalah sebuah aktivitas mengajak manusia untuk melaksan perintah Tuhan, menuju
jalan kebaikan dan menjauhi apa yang sudah dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya. Sementara
multicultural, berasal dari dua kata; multi (banyak/beragam) dan cultural
(budaya/kebudayaan), yang secara etimologi berarti keberagaman budaya. Budaya
yang mesti dipahami adalah bukan budaya dalam arti sempit, melainkan mesti
dipahami sebagai semua dialektika manusia terhadap kehidupannya. Secara
sederhana multikultural dikatakan sebagai pengakuan atas adanya pluralitas
budaya. Jadi, yang dimaksud dengan dakwah multikultural adalah aktifitas
menyeru kepada jalan Allah melalui usaha-usaha mengetahui karakter budaya suatu
masyarakat sebagai kunci utama untuk memberikan pemahaman dan mengembangkan
dakwah.
Kata komunikasi
berasal dari bahasa Latin communication yang berarti ‘pemberitahuan’
atau ‘pertukaran pikiran’. Secara garis besar dalan suatu proses komunikasi
haruslah terdapat unsur-unsur kesamaan agar terjadi suatu pertukaran pikiran
dan pengertian antara komunikator (penyebar pesan) dan penerima pesan. Budaya
atau Kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu “buddhayah” yang
merupakan bentuk jamak dari “buddhi” (budi atau akal) diartikan sebagai
hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Manusia berkomunikasi
dalam konteks komunikasi seperti antarpribadi, kelompok, organisasi, publik dan
massa. Dari berbagai konteks tersebut, perilaku komunikasi manusia dipengaruhi
oleh kebudayaan ataupun konteks subkultultur. Kuatnya hubungan antara
kebudayaan dan komunikasi, membuat Edward T.Hall (1960) memaparkan sebuah
definisi yang sangat kontroversial, yaitu “Kebudayaan adalah komunikasi dan
komunikasi adalah kebudayaan.”. Jadi, kebudayaan adalah keadaan sosial-budaya,
keadaan psikolgi budaya yang berpengaruh terhadap cara-cara seseorang dalam
berkomunikasi.
Sebagian besar penulis “Barat” selalu membedakan komunikasi lintas
budaya dengan komunikasi antarbudaya. Pada umumnya, mereka mengemukakan bahwa
komunikasi lintas budaya adalah suatu proses mempelajari komunikasi di antara
individu maupun kelompok suku bangsa dan ras yang berbeda “negara”. Komunikasi
lintas budaya disebut sebagai proses komunikasi antar individu, kelompok,
organisasi maupun komunikasi media yang melintasi batas geografis dan batas
sosio-antropologis dari suatu bangsa dan negara. Sedangkan, komunikasi antarbudaya
adalah komunikasi antar pribadi yang dilakukan oleh pribadi dalam bangsa yang
sama. Adapun beberapa definisi komunikasi lintas budaya diantaranya
yaitu:
Pertama, komunikasi lintas budaya (cross
culture) sering digunakan oleh para ahli untuk menyebut makna dari komunikasi
antarbudaya atau (interculture) perbedaan keduanya terletak pada wilayah
geografis atau negara atau dalam konteksrasial bangsa. Kedua, menurut
Fiber Luce (1991) pada hakikatnya studi lintas budaya adalah salah satu studi
komparatif yang bertujuan untuk membandingkan yaitu variabel budaya tertentu
dan konsekuensi atau akibat dari pengaruh kebudayaan dari adanya dua atau lebih
konteks kebudayaan yang berbeda. Ketiga, komunikasi lintas budaya adalah
proses komunikasi yang membandingkan dua atau lebih kebudayaan melalui sebuah
survei lintas budaya. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa komunikasi
lintas budaya adalah penelitian (kajian) yang sering digunakan oleh para
ilmuwan sosial terutama ilmu komunikasi berfokus pada perbandingan praktik
komunikasi yang terjadi diberbagai budaya. Salah satu dimensi yang digunakan
untuk menjelaskan persamaan dan perbedaan tersebut dalam tingkatan budaya dan
individu adalah dimensi individual dan kolektif (individualisme-kolektivisme).
kamu dikasih dalam melakukan komparasi dan menguji perbedaan antarbudaya.
B.
Ruang
Lingkup Dakwah Multikultural dan Komunikasi Lintas Budaya
Ruang
lingkup kajian Dakwah Multikultural yang juga merupakan bidang dari kajian ilmu
dakwah, diantaranya yaitu :
1. Mengkaji
dasar-dasar tentang interaksi simbolik pada mad’u dan mad’u yang memiliki latar
belakang berbeda, seperti rentangan perjalanan dakwah para da’i, nabi dan Rasul
yang termasuk Nabi terakhir serta bukti kahdiran Islam di Indonesia merupakan
salah satu bentuk (produk) dari kegiatan dakwah multikultural.
2. Menelaah
tentang unsur-unsur dakwah dengan memperhatikan aspek budaya yang berhubungan
dengan unsur da’i, pesan, dakwah, metode, media, mad’u dan dimensi ruang dan
waktu yang mewadahi keberlangsungan interaksi antarberbagai unsur dalam
keberlangsungan dakwah.
3. Mengkaji
mengenai upaya-upaya dakwah yang dilakukan oleh masing-masing etnik dan
antaretnik, baik lokal-nasional, regional maupun internasional
4. Mengkaji
problematika yang ditimbulkan dari adanya pertukaran antar budaya dan upaya
atau solusi yang akan dilakukan untuk mempertahankan eksistensi jati diri
budaya masing-masing.
5. Mengkaji
tentang karakteristik-karakteristik manusia, baik posisinya menjadi da’I maupun
mad’u melalui kerangka metodologi dalam antropologi.
Komunikasi lintas budaya sangatlah
penting, terutama untuk menjalin kemitraan yang saling menguntungkan, seperti pentingnya
komunikasi lintas budaya dalam menjalin hubungan internasional yang harmonis. Dalam
memperjelas dan mengintegrasikan beragam konseptualisasi mengenai kebudayaan
dalam konteks komunikasi lintas budaya, terdapat beberapa ruang lingkup
(dimensi) yang harus diperhatikan, diantaranya yaitu :
1. Tingkat
masyarakat kelompok budaya dari para partisipan.
2. Konteks
sosial lingkungan atau tempat terjadinya komunikasi lintas budaya.
3. Media
atau saluran yang dilalui oleh pesan-pesan komunikasi lintas budaya baik
bersifat verbal maupun nonverbal.
4. Mempelajari
komunikasi lintas budaya dengan pokok bahasan komunikasi antarpribadi dan
komunikasi lintas budaya, komunikasi antara komunikator dan komunikan yang
kebudayaan, suku bangsa, ras dan etnik yang berbeda.
5. Memperhatikan
perbandingan pokok bahasan komunikasi lintas budaya dengan pola-pola komunikasi
antarpribadi lintas budaya.
Bentuk komunikasi
lintas budaya memiliki perbandingan berdasarkan peran individu dalam budaya vertikal
dan horizontal. Budaya horizontal (horizontal cultures) adalah budaya
paralel antara orang-orang yang memiliki status yang sama. Budaya vertical (vertical
cultures) adalah budaya yang berjalan dari atas ke bawah, dari orang yang
berstatus lebih tinggi hingga yang berstatus lebih rendah.
KESIMPULAN
Dakwah multikultural merupakan aktifitas yang
menyeru kepada jalan Allah dengan usaha-usaha mengetahui karakter budaya suatu
masyarakat sebagai kunci utama untuk memberikan pemahaman dan mengembangkan
dakwah. Sedangkan, komunikasi lintas budaya adalah penelitian (kajian) yang sering
digunakan oleh para ilmuwan sosial terutama ilmu komunikasi berfokus pada
perbandingan praktik komunikasi yang terjadi diberbagai budaya.
Ruang lingkup kajian dakwah multikultural yang juga merupakan bidang dari kajian ilmu dakwah. Komunikasi lintas budaya memiliki peran penting dan dalam mengintegrasikan konseptualisasi mengenai kebudayaan dalam konteks komunikasi lintas budaya, terdapat beberapa ruang lingkup (dimensi) yang harus diperhatikan.
DAFTAR PUSTAKA
Aripudin,
Acep. Dakwah Antarbudaya. Bandung : Remaja Rosdakarya, 2012.
Kristanto,
Yhoga Rizky. “Komunikasi Antar budaya Mahasiswa Asing”, Skripsi, Jurusan
Ilmu
Komunikasi
Falkutas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2016.
Lagu,
Marselina. “Komunikasi Antarbudaya di kalangan Mahasiswa Etnik Manado Di
Universitas SAM Ratulangi Manado”, e-journal
“Acta Diurna”, vol. 5, no. 3, 2016.
Liliweri,
Alo. PRASANGKA & KONFLIK: komunikasi lintas budaya masyarakat
multikultur.
Yogyakarta : LKiS, 2009.
Suryandari,
Nikmah. Buku Ajar KOMUNIKASI LINTAS BUDAYA. Surabaya : CV. Putra
Media Nusantara, 2019.
Zaprulkhan.
“Dakwah Multikultural”, Jurnal Dakwah dan Pengembangan Sosial
Kemanusiaan, Vol. 8, no. 1, 2017.
Komentar
Posting Komentar