Tujuan, Fungsi dan Peranan Dakwah dalam Komunikasi Antarbudaya
Tujuan,
Fungsi dan Peranan Dakwah dalam Komunikasi Antarbudaya
Disusun Oleh :
Sheila Machmuda (B01219051)
Komunikasi dan Penyiaran Islam
Fakultas Dakwah dan Komunikasi
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel
Surabaya
2021
ABSTRAK
Artikel ini mendiskusikan tentang Tujuan, Fungsi dan Peranan Dakwah dalam Komunikasi Antar budaya, dengan dua masalah yang akan dibahas yaitu; 1) apa saja fungsi dan tujuan dakwah dalam komunikasi antar budaya. 2) bagaimana peranan dakwah dalam komunikasi antar budaya. Tulisan ini berpendapat bahwa dakwah dan komunikasi tidak bisa dipisahkan, karena dakwah adalah aktivitas berkomunikasi yang lebih khusus tentang agama Islam, penyebaran Islam, dan juga anjuran baik dan buruk. Maka, dakwah dan komunikasi antar budaya sangat diperlukan, mengingat masuknya budaya Indonesia yang mengharuskan seorang da’I untuk bisa menjadi da’I yang profesional. Eksistensi dakwah akan selalu bersentuhan dengan realitas sosio-kultural yang mengitarinya, sesuai konsekuensi posisi dakwah sebagai satu variabel dan problematika kehidupan sosial yang lain, maka keberadaan dakwah dapat dilihat dari fungsi dan perannya dalam mempengaruhi perubahan sosial tersebut, sehingga lahir masyarakat baru yang diidealkan (khoiru ummah).
Kata
Kunci : Komunikasi, Dakwah Antarbudaya
PEMBAHASAN
A. Fungsi Dakwah dalam Komunikasi Antarbudaya
Fungsi dakwah secara tidak langsung
merupakan fungsi dari agama itu sendiri. Secara normative dan sosiologis, agama
memiliki fungsi yang penting dalam mewujudkan kehidupan manusia yang dalam
didunia dan akhirat. Secara umum fungsi dakwah dibagi menjadi lima kategori,
yaitu :
1. Fungsi
kerisalahan; upaya melanjutkan tugas kerasulan Muhammad SAW sebagai pembawa
risalah Islam kepada seluruh umat manusia. Menurut kuntowijoyo, fungsi
kerisalahan terdapat dua proses transformasi yang perlu dilakukan yaitu
transformasi nilai ketuhanan dan transformasi nilai sosial.
2. Fungsi
manifestasi keimanan hamba kepada tuhannya atas keyakinannya tentang kebenaran
Islam, sehingga mendorong untuk memperkenalkan juga kebenarannya kepada orang
lain.
3. Fungsi
untuk mewariskan nilai keislaman berupa dasar-dasar tauhid, ibadah dan akhlak
kepada generasi selanjutnya atau anak-cucunya, agar dapat memahami dan
mengamalkan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari.
4. Fungsi
sebagai ikhtiar seorang muslim dalam meraih hidaya Allah SWT
5. Fungsi
untuk menunjukkan solidaritas sosial kepada sekitar, agar tidak terjerumus
kejalan yang bertentangan dengan nilai ketuhanan.
Menurut Alo Liliweri dalam bukunya
yang berjudul “Dasar-dasar komunikasi antar budaya” bahwa komunikasi antarbudya
memiliki tiga fungsi sosial diantaranya :
1. Sosialisasi
nilai; mengajarkan dan mengenalkan nilai-nilai kebudayaan suatu masyarakat
kepada masyarakat lain.
2. Menjembatani;
fungsi komunikasi yang dilakukan antara dua orang yang berbeda budaya itu
merupakan jembatan atas perbedaan diantara mereka, sehingga dapat terkontrol
melalui pesan-pesan yang mereka tukarkan dan saling menjelaskan perbedaan
tafsir pesan tersebut agar menghasilkan makna yang sama.
3. Pengawasan;
untuk menginformasikan perkembangan tentang lingkungan.
Dari beberapa fungsi diatas, komunikasi
antar budaya dapat dijadikan sebagai ilmu bantu dalam mengembangkan ilmu
dakwah. Fungsi dakwah dalam komunikasi antar budaya, yaitu : 1) menjelaskan
secara sistematis mengenai fenomena yang berkembang berkaitan dengan proses
dakwah. 2) menjadi penghubung (jembatan) dalam proses komunikasi antar budaya,
agar pengembangan dan pelaksanaan dapat dilakukan secara efektif dan efisien.. 3)
mengontrol proses kegiatan komunikasi antar budaya yang komunikan dan komunikatornya
berbeda kebudayaan, agar fenomena itu dapat terjadi sesuai dengan tujuan yang
hendak dicapai.
B. Tujuan Dakwah dalam Komunikasi Antarbudaya
Secara sederhana tujuan dakwah adalah
arah yang akan dituju oleh da’I dalam proses dakwahnya. Banyak perbedaan dalam
merumuskan tujuan dakwah menurut para hali, sesuai dengan disiplin ilmu dan
target dakwah yang dimaksudkan. Para ahli sepakat bahwa dakwah sangat strategis
posisinya dalam kehidupan umat Islam khususnya dan manusia pada umumnya.
Berikut lima tujuan dakwah diantaranya :
1. Menyelesaikan
problematika umat. Dalam kontek ini, tujuan dakwah dibagi menjadi dua bentuk
yang bersifat urgent dan insidental. Pertama, bersifat urgent
yaitu untuk mengatasi berbagai masalah penting dan rumit dengan cepat dan tepat.
Kedua, bersifat insidental dengan berusaha memecahkan
masalah yang terjadi dalam masyarakat seperti penyakit dan ketimpangan sosial.
2. Membentuk
masyarakat/manusia Islami. Mentransformasikan sikap kemanusiaan atau dalam
terminology Al-Qur’an disebut al-Ikhraj min al-Zulumat ila al-Annur,
yang dimana tujuan akhir dakwah yaitu agar manusia mampu mengamalkan
nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari.
3. Mendorong
manusia mengikuti petunjuk yang diketahui kebenarannya dan dilarang perbuatan
yang merusak individu dan banyak orang agar mereka mendapatkan kebahagiaan
didunia dan akhirat. Dalam konteks ini tujuan dakwah adalah gerakan penyadaran
moral kepada individu, keluarga maupun masyarakat harus tetap dilakukan.
4. Memperkenalkan
dan memberi pemahaman kepada umat mengenai hakikat agama Islam. Sehingga saat
mereka mengetahui Islam secara utuh akan berdampak pada pola perilaku dan
sikapnya.
5. Menjaga
manusia pada fitrahnya. Dalam konteks ini pada dasarnya dakwah bertujuan untuk
memperkenalkan ajaran Islam secara terus-menerus dan dinamis, sesuai dengan fitrah
manusia agar dapat berfikir dan berpijak sesuai dengan ketentua syariat Allah
SWT.
Menurut Litvin, tujuan komunikasi
antar budaya yaitu bersifat kognitif dan afektif, yang bertujuan untuk
mempelajari keterampilan komunikasi yang membuat seseorang mampu menerima gaya
dan isi komunikasinya sendiri yang tentunya terlebih dahulu diperluas dan
diperdalam pemahaman mengenai kebudayaan orang tersebut. Tujuan dakwah dalam
komunikasi antar budaya yaitu dengan menjadikan Islam lebih fleksibel dan mudah
diterima oleh semua masyarakat meskipun dengan perbedaan budaya antara satu
sama lainnya. Menjadikan Islam lebih fleksibel dan mudah diterima dengan
menggunakan metode dakwah yang tidak menghapus tatanan budaya atau tradisi,
sehingga ajaran Islam dapat diterima ditengah masyarakat.
C. Peranan Dakwah dalam Komunikasi Antarbudaya
Manifestasi dakwah Islam dapat
dilihat dari mempengaruhi cara berpikir, bersikap, dan bertindak dalam
kaitannya dengan kehidupan pribadi dan sosial. Dakwah Islam diharapkan dapat
berperan dalam dua arah, yaitu : Pertama, mampu memberikan output kepada
masyarakat dengan memberikan dasar filosofi, arah dan dorongan untuk membentuk
realita baru yang lebih baik. Kedua, dapat mengubah visi kehidupan
sosial yang dimana sosio kultural tidak hanya dipandang sebagai suatu kelaziman
saja, tetapi juga dijadikan kondusif bagi terciptanya baldatun tayyibatun wa
rabbun ghofuur. Dakwah dalam komunikasi antar budaya adalah proses dakwah
yang mempertimbangkan keragaman budaya antara da’I dan mad’u. Keragaman budaya
tersebut merupakan tantangan untuk da’I agar mampu mengolah pesan dakwah yang
lebih bijaksana dengan mempertimbangkan kondisi positif budaya mad’u tersebut. Dakwah
melalui komunikasi antar budaya akan menjadikan Islam lebih fleksibel dan mudah
diterima di semua lapisan masyarakat, meskipun berbeda sosio-kultural, maupun
norma. Menggunakan metode dakwah yang tidak menghapus budaya atau tradisi lama,
menjadikan diterimanya ajaran Islam di tengah-tengah masyarakat majemuk. Seorang
da’i harus mempunyai planning atau rencana yang disebut dengan strategi.
Strategi dalam dakwah lintas budaya baik dari segi materi dakwah maupun
metodenya harus dirancang dengan matang sehingga tujuan dakwah bisa terlaksana
dengan baik.
KESIMPULAN
Komunikasi antar budaya dapat dijadikan sebagai ilmu bantu dalam mengembangkan ilmu dakwah. Tujuan dakwah dalam komunikasi antar budaya yaitu dengan menjadikan Islam lebih fleksibel dan mudah diterima oleh semua masyarakat meskipun dengan perbedaan budaya antara satu sama lainnya. Dakwah Islam dapat dilihat dari mempengaruhi cara berpikir, bersikap, dan bertindak dalam kaitannya dengan kehidupan pribadi dan sosial. Dakwah Islam mampu berperan memberikan output kepada masyarakat dengan memberikan dasar filosofi, arah dan dorongan untuk membentuk realita baru yang lebih baik dan mengubah visi kehidupan sosial yang dimana sosio kultural tidak hanya dipandang sebagai suatu kelaziman saja.
DAFTAR
PUSTAKA
Mulyana,
Dedy. Jalaludin Rachmat. Komunikasi Antar Budaya. Bandung : Rosdakarya,
2001.
Muriah,
S. Metodologi Dakwah Komntemporer. Yogyakarta : Mitra Pustaka, 2000.
Syarifah,
Masykurotus. “Budaya dan Kearifan Dakwah”, al-Balagh Jurnal Dakwah dan
Komunikasi,
Vo. 1, No. 1, 2016.
Wahid,
Abdul. GAGASAN DAKWAH: Pendekatan Komunikasi Antarbudaya. Jakarta :
Kencana, 2019.
Komentar
Posting Komentar