Budaya dan Kearifan Dakwah

Budaya dan Kearifan Dakwah

Disusun Oleh :

Sheila Machmuda (B01219051)

 

Komunikasi dan Penyiaran Islam

Fakultas Dakwah dan Komunikasi

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

2021


ABSTRAK

Budaya adalah cara hidup yang berkembang serta dimiliki bersama oleh kelompok orang, dan diwariskan dari generasi ke generasi. Komunikasi merupakan hal yang berhubungan dengan perilaku manusia dan kepuasan terpenuhinya kebutuhan berinteraksi dengan manusia lainnya. Sedangkan, Menurut Enjang, komunikasi antar budaya adalah komunikasi antar pribadi yang dilakukan oleh mereka yang berbeda latar belakang kebudayaannya. Dalam memahami interaksi antar budaya, terlebih dahulu harus memahami komunikasi manusia yakni memahami apa yang terjadi selama komunikasi berlangsung, mengapa itu terjadi, apa yang dapat terjadi, akibat dari apa yang terjadi, dan akhirnya apa yang dapat kita perbuat untuk mempengaruhi dan memaksimalkan hasil-hasil dari kejadian tersebut. Mempelajari komunikasi lintas budaya dapat membuat kita berhati-hati dalam membangun hubungan dengan budaya maupun bahasa lain. Maka dari itu, sebagai seorang pendakwah haruslah memahami tempat, budaya, kebiasaan dan bahasa objek dakwahnya karena hal tersebut yang menentukan apakah dakwah yang dilakukan sukses atau tidak.


PEMBAHASAN

Menurut Koentjaraningrat bahwa “kebudayaan” berasal dari kata sansekerta buddhayah bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau akal, sehingga menurutnya kebudayaan dapat diartikan sebagai hal- hal yang bersangkutan dengan budi dan akal, ada juga yang berpendapat sebagai suatu perkembangan dari majemuk budidaya yang artinya daya dari budi atau kekuatan dari akal. Beberapa tokoh antropolog megutarakan pendapatnya tentang unsur-unsur yang terdapat dalam kebudayaan, Bronislaw Malinowski menngatakan ada 4 unsur pokok dalam kebudayaan yang meliputi :

1.   Sistem norma sosial yang memungkinkan kerja sama antara para anggota masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan alam sekelilingnya.

2.   Organisasi ekonomi

3.   Alat- alat dan lembaga atau petugas- petugas untuk pendidikan

4.   Organisasi kekuatan politik

Dakwah secara bahasa berasal dari kata دعا – يدعو - دعوه berarti panggilan, seruan dan ajakan. Sedangkan menurut istilah, dakwah adalah usaha usaha meneruskan dan menyampaikan kepada perorangan dan umat. Pada hakikatnya, Dakwah Antar budaya adalah upaya aktualisasi iman yang dimanifestasikan dalam suatu sistem kehidupan manusia beriman dalam bidang kemasyarakatan yang dilaksanakan secara teratur untuk mempengaruhi cara berpikir, merasa, bersikap dan berperilaku manusia pada dataran individual maupun sosiokultural dalam rangka mewujudkan ajaran Islam dalam semua segi kehidupan dengan menggunakan cara tertentu. Dalam dakwah, unsur dakwah meliputi dai, mad’u, metode, materi, media. Dan dalam komunikasi, unsurnya dalah komunikator, komunikan, pesan, media, dan efek. Keduanya hampir sama maknanya, hanya saja dalam unsur dakwah, efek tidak dicantumkan. Metode yang digunakan dalam berdakwah adalah dakwah bil hikmah, dakwah bil hikmah dilakukan dengan cara yang arif dan bijaksana, yaitu melalui pendekatan sedemikian rupa sehingga pihak obyek dakwah mampu melaksanakan dakwah atas kemauannya sendiri, tidak merasa ada paksaan, tekanan, mapun konflik. Inilah yang bisa diterapkan dalam konsep dakwah lintas budaya.

Hubungan antara budaya dengan dakwah juga sama–sama mempelajari/membahas tentang manusia dengan segala budaya yang dimilikinya, manusia sebagai makhluk sosial dan dakwah obyeknya juga manusia baik individu maupun dalam kelompok. Oleh karena itu, dakwah Islam mempunyai kaitan simbiosis dengan budaya, di mana nilai-nilai Islam dapat dipadukan. Namun halnya ini perlu adanya konsep dakwah yang strategis, dengan pengelolaan secara profesional yang mampu mengakomodasi segala permasalahan sosial. Sebagai media, budaya mempunyai proyeksi yang mengarah pada pencapaian kesadaran kualitas keberagamaan Islam, yang pada gilirannya mampu membentuk sikap dan perilaku islami yang tidak menimbulkan gejolak sosial, tetapi justru semakin memantapkan perkembangan sosial. Sedangkan sebagai sasaran dakwah, budaya diarahkan pada pengisian makna dan nilai-nilai islami yang integratif ke dalam segala jenis budaya yang dikembangkan. Contoh berdakwah dengan menggunakan budaya memang telah diawali oleh para wali yang pertama kali menyebarkan Islam di pulau Jawa.

Usaha dakwah antar budaya ini mencakup beberapa sendi yang sangat luas, hal ini dapat berlangsung dengan baik bila kita mau menjaga keharmonisan dan sikap toleransi antar budaya. Untuk mewujudkan keberlangsungan dakwah antar budaya ini tentunya yang perlu kita lakukan adalah tindakan-tindakan sikap, perilaku yang sudah terprogram secara baik dan dikerjakan sesuai dengan rencana yang matang, tidak dengan asal melakukan. Misalnya kita melakukan perencanaan, penyelenggaraan berdakwah dengan cara bagaimana agar dakwah kita tidak menyinggung perasaan bagi mereka yang tidak satu keyakinan dengan kita, begitu pula sebaliknya kita juga tidak mengganggu dan mengejek ibadah mereka sebatas mereka juga tidak mengganggu dengan ibadah yang kita lakukan. Pendekatan sosial dan budaya yang diterima oleh masyarakat luas. Memperhatikan ruang dan waktu, topik-topiknya aktual, menyentuh kebutuhan dasar mad’u dan isu-isu terkini dalam masyarakat. Teori-teori dakwah antar budaya berusaha mengetahui karakter budaya suatu masyarakat merupakan kunci utama dalam memahami dan mengembangkan dakwah antar budaya.

Kekuatan nilai-nilai dakwah antar budaya maupun segala sumber daya budaya yang ada akan membentuk dan mempengaruhi pula tingkah laku. Oleh karena setiap individu memiliki lingkungan sosial antar budaya yang saling berbeda dengan yang lain, maka situasi ini menghasilkan karakter sosial budaya setiap individu bersifat unik, khusus, dan berbeda dengan orang lain dan itu yang kita sebut Dakwah dalam perspektif dakwah antar budaya, meskipun berasal dari keluarga yang sama, karakter seseorang tidaklah sama persis dengan anggota keluarga lainnya karena lingkungan budayanya tidak terbatas pada keluarga, melainkan mencakup teman sebaya, masyarakat, sekolah, media massa, dan sebagainya.

 

KESIMPULAN

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa metode dakwah dengan pendekatan dakwah antar budaya mampu mewujudkan suatu tatanan kehidupan yang lebih baik yaitu proses dakwah yang mempertimbangkan keragaman budaya antar budaya orang lain dan dengan pendekatan antar budaya ini sebagai salah satu watak dasar Islam sebagai agama perdamaian. Apabila dakwah ingin berhasil dengan efektif dan efisien adalah dengan proses transformasi nilai-nilai budaya, baik dari dalam ke luar atau sebaliknya, hal ini akan berdampak pada keterputusan atau keberlangsung nilai-nilai budaya yang baru. Proses transformasi ini jalan tengah terhadap keberlangsungan kontinuitas budaya. Sebagai seorang pendakwah atau lembaga dakwah dalam menjalankan tugasnya meneruskan risalah Rasul untuk menyiarkan ajaran Islam kepada seluruh manusia sebagai rahmatan lil alamin, budayabudaya yang berasal dari luar terutama yang kurang baik selayaknya harus dicegah dan jangan sampai diikuti oleh masyarakat umum. Lain halnya dengan budaya Jawa-Sunda atau budaya masyarakat setempat hendaknya dihargai atau jangan sampai dihilangkan sama sekali

 

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Nur. “MEWUJUDKAN DAKWAH ANTAR BUDAYA DALAM PERSPEKTIF

ISLAM”, AT-TABSYIR: Jurnal Komunikasi Penyiaran Islam, Vol. 3, No. 1, 2015.

Koentjaraningrat. Kebudayaan, Mentalitas dan Pembangunan. Jakarta : Gramedia Pustaka

Utama, 1993.

Muzaki, “Dakwah Islam dan Kearifan Budaya Lokal”, Jurnal Dakwah dan Komunikasi, Vol.

8, No. 1, 2017.

Ranjabar, Jacobus dan Risman F. Sikumbank. Sistem Sosial Budaya Indonesia: Suatu

Pengantar. Bogor : Ghalia Indonesia, 2006.

Syarifah, Masykurotus. “Budaya dan Kearifan Dakwah”, al-Balagh: Jurnal Dakwah dan

Komunikasi, Vol. 1, No. 1, 2016.

Komentar

Postingan Populer